Jumat, 21 November 2008

Wisuda MM-USU, 20 Oktober 2008


Bertempat di auditorium USU, pada tanggal 20 Oktober 2008 telah dilaksanakan wisuda sarjana S1,S2,S3 dari berbagai program studi. Alhamdulillah penulis termasuk dalam wisudawan dari MM (Magister Management) USU. Semoga apa yang sudah diraih senantiasa dapat bermanfaat bagi diri pribadi dan orang lain.

Bravo MM-USU

Senin, 18 Agustus 2008

Mengukur Efektifitas Promosi

Mengukur Efektifitas Promosi

Aktifitas promosi merupakan salah satu taktik dari retailer untuk meningkatkan penjualan secara langsung. Selain itu promosi juga merupakan alat guna menciptakan image tertentu di benak konsumen. Misalnya promosi minyak goreng Bimoli 2 ltr Rp. 10.450,- di sebuah supermarket merupakan upaya untuk menciptakan image murah. Sedangkan promosi Ball point Montblanc Rp. 1.250.000,-/pc di butik Montblanc, akan memiliki impact ganda. Bagi pengguna yang mengetahui harga sebenarnya dari ballpoint tersebut, image-nya tentu murah sehingga dapat mendorong pembelian. Namun bagi sebagian besar orang, harga promosi tersebut justru mengukuhkan Montblanc sebagai barang mahal di kategori ballpoint. Bagi manager di operational tujuan promosi yang berkaitan dengan peningkatan penjualan adalah lebih penting. Masalah yang sering kali timbul adalah bagaimana mengukur keberhasilan atau effektivitas dari promosi yang dilakukan. Umumnya promosi dinilai berhasil jika penjualan selama periode promosi meningkat. Namun seringkali dilupakan apakah peningkatan penjualan tersebut mampu menutupi biaya-biaya tambahan yang timbul akibat promosi yang dilakukan. Singkatnya apakah promosi efektif dalam meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Bagi manager di operational tujuan promosi yang berkaitan dengan peningkatan penjualan adalah lebih penting. Masalah yang sering kali timbul adalah bagaimana mengukur keberhasilan atau effektivitas dari promosi yang dilakukan. Umumnya promosi dinilai berhasil jika penjualan selama periode promosi meningkat. Namun seringkali dilupakan apakah peningkatan penjualan tersebut mampu menutupi biaya-biaya tambahan yang timbul akibat promosi yang dilakukan. Singkatnya apakah promosi efektif dalam meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.Secara umum effektivitas promosi dapat diukur melalui:- perubahan % kontribusi penjualan (sales mix).- perubahan rasio kuantiti item terjual pertransaksi.- perubahan nilai Rp dari Nett Promotion Income.
Jika ada perubahan positif atas ketiga parameter tersebut maka dapat dipastikan program promosi sukses dilaksanakan. Bagaimana menghitung ketiga parameter tersebut?

% Kontribusi Penjualan (%kp)

% contribusi penjualan diperoleh dengan rumus berikut:
%kp = Rp penjualan item bersangkutan/Rp penjualan total x 100%
Misalnya:Penjualan Rinso Anti Noda 1 kg Rp. 10.000.000,-
Total penjualan toko Rp. 100.000.000,- \Maka %kp = 10.000.000/100.000.000 x 100 % = 10%.
Promosi berdampak positif jika %kp setelah promosi lebih besar dibandingkan %kp sebelum promosi.

Rasio Kuantiti Item Terjual per Total Transaksi (q/tc)

Rasio kuantiti item terjual dengan total transaksi dihitung dengan rumus berikut:q/tc = kuantiti yang terjual/total transaksiMisalnya:Selama periode promosi terjual 1.000 pc Rinso Anti Noda 1 kgTotal transaksi di toko selama periode tersebut 2000 transaksi.
Maka q/tc = 1000/2000 = 0.5 unit/transaksiJika q/tc selama periode promosi lebih besar dibandingkan q/tc periode regularMaka dapat dikatakan program promosi berhasil pelaksanaannya.
Beberapa retailer mengkonversi total transaksi ini ke dalam satuan per 100 transaksi, atau per 1000 transaksi. Sehingga q/tc diartikan sebagai item yang terjual per 100 atau 1000 transaksi.

Nilai Rp dari Nett Promotion Income

Konsep utama dari retailing adalah volume penjualan. Artinya margin % boleh lebih kecil, namun dengan volume yang besar, margin rupiahnya akan besar pula. Retailer yang sukses adalah retailer yang mampu menciptakan volume. Salah satu upaya untuk meningkatkan volume adalah melalui aktivitas promosi. Aktivitas promosi dapat dianggap berhasil jika peningkatan volume penjualan juga meningkatkan nilai rupiah dari keuntungan (Net income).Aktivitas promosi dapat dikatakan mencapai titik break even jika nilai kontribusi margin (contribution margin) sama dengan biaya tetap (fixed cost). Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:Net Promotion Income = Contribution Margin - Biaya tetap

Titik impas tercapai jika Net Income = nol

0= Contribution Margin - Biaya Tetap

Maka pada titik impas:Contribution Margin = Biaya tetap
Atau
Penjualan - Biaya Variabel = Biaya Tetap

Misalnya:
Deskripsi Regular Promosi Selisih
Penjualan Rp. 10.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000
Biaya Variabel Rp. 9.500 Rp. 19.300 Rp. 9.800
-------------- ------------- ----------------
Contibution Margin Rp. 500 Rp. 1.700 Rp. 1.200
Biaya Tetap Rp. 200 Rp. 400 Rp. 200
-------------- -------------- -----------------
Net Income Rp. 300 Rp. 1.300 Rp. 1.000

Pada ilustrasi di atas aktivitas promosi memberikan Net Promotion Income lebih besar dibandingkan jika tanpa promosi (periode regular), sehingga dapat disimpulkan promosi berhasil pelaksanaannya.Kebiasaan bagi manager di toko maupun di merchandising untuk membuat evaluasi mengunakan ketiga parameter diatas akan meningkatkan effisiensi dan efektivitas program promosi di masa yang akan datang. (SMfranchise.com © 2003-2004)

Sumber : http://www.smfranchise.com/kiat/ukuranpromosi.html

BOS :Blue Ocean Strategy


Blue Ocean Strategy : Teknik Positioning Jitu

Dalam Blue Ocean strategy karangan Chang Kim, disebutkan istilah value innovation. Yaitu bagaimana kita menemukan blue ocean (istilah yang artinya keluar dari kancah persaingan berdarah-darah produk-produk (me too atau red ocean) dengan menonjolkan keunikan dan memenuhi kebutuhan spesifik yang belum dilayani secara benar oleh pemain lain yang ada di pasar.
Kalau Anda menjadi pemain pertama yang melayani kebutuhan tersebut, Anda disebut melakukan value innovation. Positioning yang jitu adalah positioning yang ber-value innovation. Unik dan inovatif.

Al Ries, guru positioning dunia, mengatakan bahwa positioning adalah "the battle for your mind", bagaimana kita bisa menguasai satu kata kunci di benak pelanggan. Masalahnya, kalau kata kunci itu sudah ada yang memiliki, apa yang harus kita lakukan? Kita mungkin sebaiknya memilih kata kunci lain yang belum ada pemiliknya.

Jadi, sebenarnya positioning memiliki kajian kompetitif, yaitu mempertimbangkan bagaimana pesaing memposisikan dirinya terlebih dahulu, baru kemudian kita memutuskan bagaimana kita memposisikan diri kita.

Positioning tidak berhenti sampai merumuskan klaim lalu menciptakan tagline dan beriklan. Positioning harus memiliki integritas yang artinya dari kualitas produk, pola pikir, proses internal administrasi, cara pelayanan, dan human resources, harus memahami dan menjiwai apa keunikan kita dan mengapa kita berbeda.

Winners don't do different things
They do things differently

Dalam tulisan lain disebutkan tentang Blue Ocean Strategy ini....

Blue Ocean Strategy (BOS) adalah konsep manajemen strategis yang sangat terkenal pada tahun 2005-2006. Dikemukakan pertama kali oleh Prof W. Chan Kim (pernah datang juga di Indonesia untuk mengadakan seminar dan wawancara oleh Metro TV) melalui riset yang mendalam menemukan bahwa daripada berdarah-darah terlibat dalam persaingan, lebih baik melepaskan diri dari persaingan itu dan membuat kompetisi tidak relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan value innovation. Selama ini yang diajarkan dalam sekolah-sekolah bisnis ternama seperti Harvard kebanyakan adalah cara memenangkan persaingan. Padahal dalam usaha memenangkan persaingan itu sendiri, pengorbanan perusahaan akan cukup banyak. Dengan BOS, perusahaan diharapkan dapat menciptakan demand baru yang berbeda dengan demand yang ada sebelumnya.
Konsep BOS ini sangat luar biasa menginspirasi pelaku bisnis bahkan sampai saat ini. Akan tetapi lebih banyak orang lagi yang salah mengartikan BOS ini. Entah itu salah mengartikan atau mencoba untuk mencari alasan. Biasanya dalam satu perusahaan memiliki portofolio produk yang terdiri dari beberapa varian produk. Dan jika dalam varian produk itu ada yang unik dan kompetitor tidak memilikinya, maka langsung dibilang BOS-nya perusaan itu. Bahkan lebih parah lagi, jika kompetitor juga memilikinya dan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu mementingkan varian produk tersebut, juga dibilang BOS, padahal jika dilihat dari keseluruhan produk yang ada industri, produk tersebut hanya memiliki market share yang tidak lebih dari 10%. Akan tetapi pihak manajemen perusahaan, jika ditanya oleh ownernya berkelit dengan bicara bahwa itulah BOS. Menurut saya hal ini luar biasa.
Jika suatu perusahaan betul-betul menerapkan BOS, impact yang terjadi seharusnya menjadi pioneer dalam produk, dan pada akhirnya berimbas pada kenaikan omset dan laba bersih. Jadi harus dilihat dari kemapanan perusahaan secara keseluruhan. Tidak bisa hanya dinilai dari varian produk tertentu saja. Jika satu produk tersebut ternyata memang sangat laris dan berimbas besar pada laba perusahaan, maka barulah kita dapat bicara bahwa BOS perusahaan itu telah diterapkan. Tapi jika hanya merupakan bagian kecil dari penjualan, ya terserah kepada penilainya. Yang kadang perlu diingat adalah mengapa disebut Ocean, ya diharapkan perusahaan itu mendapatkan hasil keseluruhan yang sangat luas. Akan tetapi jika hasilnya kecil, maka mungkin kita bukan bicara lagi Blue Ocean, tapi bisa jadi malah bicara Blue Bathtub, karena marketnya sangat kecil.
Satu kesalahan mendasar dalam membicarakan konsep BOS ini adalah bukan berarti perusahaan yang pertama kali meluncurkan produk, maka dapat langsung bicara bahwa ini adalah BOS. Contohnya: produk motor skutik yang pertama kali diluncurkan di Indonesia adalah oleh pabrikan Kymco, akan tetapi siapakah yang saat ini mengambil keuntungan yang besar dengan adanya produk skutik ini? Yamaha adalah pihak yang mengambil keuntungan yang sangat besar dari produk skutik ini melalui brand Mio-nya. Keuntungan ini bukan berarti secara finansial semata, akan tetapi juga secara perusahaan. Produk-produk Yamaha yang lain juga ikut terangkat. Market share Honda yang sudah berpuluh tahun tidak pernah ada yang mengganggu, ternyata pada tahun 2007, beberapa bulan dapat disalip oleh Yamaha (saya tidak mendapatkan data apakah market share ini yang dimaksud adalah penjualan ke konsumen akhir ataukah ke dealer).
Produk minuman berenergi yang pertama kali ada di Indonesia adalah Lipovitan yang mengusung kampanye pemasaran ”dari Jepang”, akan tetapi ternyata Kratingdaeng mampu menjadi raja di industri minuman berenergi ini. Berapa persenkah kontribusi Extra Joss dalam market minuman berenergi tetapi menjual dengan bentuk tablet? Apakah hal ini dapat dikatakan BOS?
Pocari Sweat pun bukanlah yang pertama kali mengusung minuman isotonik, beberapa tahun sebelumnya, Gatorade dahululah yang masuk ke Indonesia. Akan tetapi ternyata campaign ”Like Mike” dengan mengusung Michael Jordan ternyata masih belum kuat untuk mengubah persepsi masyarakat Indonesia untuk membeli minuman Isotonik ini.
Kesalahpahaman lain tentang konsep Blue Ocean Strategy ini adalah yang dimaksud BOS adalah produk. Belum tentu. Cara menjual produk juga dapat diklasifikasikan sebagai BOS. Contohnya Amazon.com. beda Amazon dengan toko buku biasa hanyalah tentang cara penjualan dengan menggunakan sistem On-line. Produk yang dijual sama saja dengan toko buku biasa. Akan tetapi impact dari cara penjualan ini terhadap Amazon.com ini sangat luar biasa. Value dari perusaan secara nilai saham saja sudah meningkat tajam.
Jadi jangan salah menterjemahkan lagi yah konsep Blue Ocean Strategy. Jangan-jangan nanti karena market sharenya kecil, malahan dibilang bukan ocean akan tetapi bathtub.

Kamis, 14 Agustus 2008

Family Gathering IS-DC R1 Sumatra



Family Gathering IS-DC R1 Sumatra

Bertempat di Theme Park Pantai Cermin, tanggal 12-13 Juli 2008, IS-DC R1 Sumatra menyelenggarakan rekreasi tahunan yang dihadiri oleh hampir seluruh keluarga besar IS-DC1.

Ada Futsal bersama, berenang bersama, voli bersama, mama-mia, pokoknya seru. Yach...minimal untuk menghilangkan kepenatan dan kejenuhan rutinitas sehari-hari. Nyanyi dulu ah...Ku Tak Bisa (Slank)....

Rekreasi selanjutnya....Pulau Berhala...siapa takut....

Sabtu, 09 Agustus 2008

Forum Sinergi Semester 1 tahun 2008

Seiring dengan berubahnya peran sistem informasi di TELKOM sebagai business enabler dari fungsinya yang dulu hanya sebagai support system, semakin banyak pula sistem informasi yang dikembangkan baik secara yang berskala nasional maupun regional untuk menciptakan pelayanan ke pelanggan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 18 – 19 Juni 2008 lalu, tim IS-DC Regional I Sumatra dengan tim Operation & Maintenance Application Services (OMAS) dan O&M OSS Applications (OSS) beserta seluruh Functional Support dari IS Area Aceh sampai dengan IS Area Lampung dan juga perwakilan dari bagian Data Center dan Helpdesk-SLM menyelenggarakan Forum Sinergi Aplikasi (FSA) Semeseter I tahun 2008. Tujuan dari FSA ini adalah untuk mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh Functional Support IS Area yang selama ini bersentuhan langsung dengan user-user di Kandatel dengan tim OMAS & OSS sebagai penyedia, pengembang dan pengantara layanan sistem informasi di level regional Divre.Pada saat pembukaan di hari pertama, OSM ISDC Regional I Sumatra, Bambang Sutopo menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan yang mendasari dari FSA ini, yaitu:1. Pengembangan & penyelenggaraan sistem informasi yang tertib, siapa yang memberikan sponsorship, siapa yang berfungsi sebagai Business Process Owner (BPO), dan siapa yang menjadi penyedia sistem.2. Efisiensi sumber daya, baik itu SDM / HR, infrastruktur, cost, dan waktu3. Pengkayaan aplikasi, baik dari sisi dokumentasi, fungsi, dan value, di mana aplikasi dapat berdaya guna dan dapat dikembangkan / semakin dikayakan secara berkesinambungan.4. Efektifitas aplikasi, yaitu penyelenggaraan sistem informasi yang standar, tersentralisasi, dan dapat sebagai enabler proses bisnis yang berlangsung dalam perusahaan.5. Atensi user, di mana sebuah sistem secara keseluruhan haruslah dapat dipahami, sehingga kemudian dikenal, dan pada akhirnya dipakai oleh user itu sendiri dengan baik.Acara yang selalu dimeriahkan oleh selingan pantun di tiap jeda acara dari MC kawakan, Gito Sukmono ini kemudian dilanjutkan dengan paparan review program kerja semester I 2008 dan fokus program kerja semester II 2008 dari masing-masing tim OMAS & OM OSS yaitu:1. Business Applications, yang fokus pada permasalahan CSS/SISKA, juga persiapan implementasi TIBS dan TICARES (INFUSION 2008).2. OSS Applications, yang fokus pada implementasi ITMS dan BAMS.3. Enterprise Applications, yang fokus pada implementasi EXISTS, Caring, dan juga persiapan TREMS4. Non Shared Service Applications, yang fokus pada implementasi SINTA, application integration & simplification dan juga platform standardization ke legal system, juga rencana-rencana pengembangan sistem-sistem ke depanDi hari kedua, acara ditujukan kepada review dan program kerja 2008, dan fokus pada permasalahan yang dihadapi oleh IS Area. Beberapa hal yang muncul di IS Area pada umumnya berkisar mengenai kebutuhan hardware, legal software, sentralisasi platform, dan dukungan informasi berupa sharing knowledge untuk sistem-sistem yang baru dan yang akan diimplementasikan. Di samping itu juga dari Data Center juga menyampaikan beberapa rencana kerja Data Center seperti konsolidasi server, capacity planning, dan beberapa monitoring tools yang berkaitan dengan keseharian tim-tim aplikasi dalam melakukan development dan operation & maintenance aplikasi. Dari Helpdesk-SLM menyampaikan hal-hal yang selama ini dihadapi dan himbauan kepada IS Area untuk menjaga KPI Helpdesk, KPI IS Area, dan KPI all bagian untuk mendukung pencapaian KPI secara total IS-DC Regional I Sumatra.Pada sesi paparan oleh Febri Egasmara sebagai Manager O&M Application Services IS-DC Regional I Sumatra, yang merangkumkan seluruh program kerja OMAS & OMOSS, bagaimana keterkaitannya dengan program kerja ISDC Regional I Sumatra dan ISC secara keseluruhan serta yang terutama bagaimana ISDC Regional I Sumatra dapat inline dengan program kerja Divisi Regional I Sumatra dalam mencapai target RKAP 2008. Juga disosialisasikan sekilas tentang INFUSION-2008 yang meliputi TENOSS, TICARES, TIBS, dan TREMS untuk nantinya mengawal implementasinya bersama-sama dengan BPO (Business Process Owner) masing-masing aplikasi.Dan pada akhir acara, di saat penutupan sekali lagi OSM ISDC Regional 1 mengingatkan kembali apa pentingnya acara ini dan hal-hal yang menjadi dasar FSA kali ini dan memberi pembekalan kepada peserta mengenai Telkom INDIGO dan peranan ISDC dalam menyukseskan INDIGO dan INSYNC 2014.Liburan ke Sengigi bukan untuk mencari batuSemoga dengan bersinergi, ISDC 1 dan Divre 1 selalu nomor satu !!Seiring dengan berubahnya peran sistem informasi di TELKOM sebagai business enabler dari fungsinya yang dulu hanya sebagai support system, semakin banyak pula sistem informasi yang dikembangkan baik secara yang berskala nasional maupun regional untuk menciptakan pelayanan ke pelanggan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 18 – 19 Juni 2008 lalu, tim IS-DC Regional I Sumatra dengan tim Operation & Maintenance Application Services (OMAS) dan O&M OSS Applications (OSS) beserta seluruh Functional Support dari IS Area Aceh sampai dengan IS Area Lampung dan juga perwakilan dari bagian Data Center dan Helpdesk-SLM menyelenggarakan Forum Sinergi Aplikasi (FSA) Semeseter I tahun 2008. Tujuan dari FSA ini adalah untuk mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh Functional Support IS Area yang selama ini bersentuhan langsung dengan user-user di Kandatel dengan tim OMAS & OSS sebagai penyedia, pengembang dan pengantara layanan sistem informasi di level regional Divre.Pada saat pembukaan di hari pertama, OSM ISDC Regional I Sumatra, Bambang Sutopo menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan yang mendasari dari FSA ini, yaitu:1. Pengembangan & penyelenggaraan sistem informasi yang tertib, siapa yang memberikan sponsorship, siapa yang berfungsi sebagai Business Process Owner (BPO), dan siapa yang menjadi penyedia sistem.2. Efisiensi sumber daya, baik itu SDM / HR, infrastruktur, cost, dan waktu3. Pengkayaan aplikasi, baik dari sisi dokumentasi, fungsi, dan value, di mana aplikasi dapat berdaya guna dan dapat dikembangkan / semakin dikayakan secara berkesinambungan.4. Efektifitas aplikasi, yaitu penyelenggaraan sistem informasi yang standar, tersentralisasi, dan dapat sebagai enabler proses bisnis yang berlangsung dalam perusahaan.5. Atensi user, di mana sebuah sistem secara keseluruhan haruslah dapat dipahami, sehingga kemudian dikenal, dan pada akhirnya dipakai oleh user itu sendiri dengan baik.Acara yang selalu dimeriahkan oleh selingan pantun di tiap jeda acara dari MC kawakan, Gito Sukmono ini kemudian dilanjutkan dengan paparan review program kerja semester I 2008 dan fokus program kerja semester II 2008 dari masing-masing tim OMAS & OM OSS yaitu:1. Business Applications, yang fokus pada permasalahan CSS/SISKA, juga persiapan implementasi TIBS dan TICARES (INFUSION 2008).2. OSS Applications, yang fokus pada implementasi ITMS dan BAMS.3. Enterprise Applications, yang fokus pada implementasi EXISTS, Caring, dan juga persiapan TREMS4. Non Shared Service Applications, yang fokus pada implementasi SINTA, application integration & simplification dan juga platform standardization ke legal system, juga rencana-rencana pengembangan sistem-sistem ke depanDi hari kedua, acara ditujukan kepada review dan program kerja 2008, dan fokus pada permasalahan yang dihadapi oleh IS Area. Beberapa hal yang muncul di IS Area pada umumnya berkisar mengenai kebutuhan hardware, legal software, sentralisasi platform, dan dukungan informasi berupa sharing knowledge untuk sistem-sistem yang baru dan yang akan diimplementasikan. Di samping itu juga dari Data Center juga menyampaikan beberapa rencana kerja Data Center seperti konsolidasi server, capacity planning, dan beberapa monitoring tools yang berkaitan dengan keseharian tim-tim aplikasi dalam melakukan development dan operation & maintenance aplikasi. Dari Helpdesk-SLM menyampaikan hal-hal yang selama ini dihadapi dan himbauan kepada IS Area untuk menjaga KPI Helpdesk, KPI IS Area, dan KPI all bagian untuk mendukung pencapaian KPI secara total IS-DC Regional I Sumatra.Pada sesi paparan oleh Febri Egasmara sebagai Manager O&M Application Services IS-DC Regional I Sumatra, yang merangkumkan seluruh program kerja OMAS & OMOSS, bagaimana keterkaitannya dengan program kerja ISDC Regional I Sumatra dan ISC secara keseluruhan serta yang terutama bagaimana ISDC Regional I Sumatra dapat inline dengan program kerja Divisi Regional I Sumatra dalam mencapai target RKAP 2008. Juga disosialisasikan sekilas tentang INFUSION-2008 yang meliputi TENOSS, TICARES, TIBS, dan TREMS untuk nantinya mengawal implementasinya bersama-sama dengan BPO (Business Process Owner) masing-masing aplikasi.Dan pada akhir acara, di saat penutupan sekali lagi OSM ISDC Regional 1 mengingatkan kembali apa pentingnya acara ini dan hal-hal yang menjadi dasar FSA kali ini dan memberi pembekalan kepada peserta mengenai Telkom INDIGO dan peranan ISDC dalam menyukseskan INDIGO dan INSYNC 2014.Liburan ke Sengigi bukan untuk mencari batuSemoga dengan bersinergi, ISDC 1 dan Divre 1 selalu nomor satu !!

Forum Sinergi Semester 2 tahun 2007


Forum Sinergi Aplikasi ISDC Regional IBertempat di hotel Sinabung Brastagi dalam suasana santai, dan penuh keakraban, para Jawara Aplikasi di Bumi Sumatra berkumpul dalam acara Forum Sinergi Aplikasi ISDC Regional I Sumatra yang akan berlangsung selama 3 hari 26-28 November 2007. Dibuka langsung oleh OSM ISDC Regional I, Bambang Sutopo, beliau menyampaikan arahannya bahwa Sinergi yang tercipta dari forum ini adalah untuk menyatukan langkah menuju visi dengan didukung oleh budaya yang kuat yaitu budaya DIGITAL (Disiplin, Integrated, Good Government, Inovatif, Transparant, Apresiasi dan Legal) dan bersandar pada motto ISDC Regional I yaitu kerja cerdas, cermat, cepat dan ikhlas. Beliau juga memberikan kerangka sinergi aplikasi ini dalam 8 point yaitu optimalisasi, sentralisasi, standarisasi, avalibility & realibility, security & compliant, inovasi dan koordinasi.Dihadiri perwakilan Functional Support dari seluruh area di Sumatra, acara forum ini diisi dengan share informasi hangat dari seluruh peserta, tips trik, inovasi, problem solving sampai isu-isu terbaru. Tak ketinggalan juga, sebagai juara futsal 2 periode berturut-turut, acara Forum Sinergi Aplikasi ini juga dimeriahkan dengan pertandingan persahabatan futsal antara personil IS-DC R1 dan IS Area. Futsal merupakan kegiatan informal sebagai perwujudan sederhana dari Sinergi, dimana dalam Sinergi menuntut kerjasama, kecepatan, vitalitas, memecahkan kebuntuan dan memetik hasil yang diharapkan. Walau hanya merupakan pertandingan persahabatan dan bermain dalam kondisi oksigen tipis (di ketinggian 1500m), pertandingan pagi itu tetap menarik untuk diikuti. Keluar sebagai Man Of The Match adalah striker wong kito galo yaitu Aidil Fitri yang tampil memukau dengan kelincahannya dan akurasi tendangannya, sementara Bintang yang sesungguhnya yakni Mario Bintang tergeletak tak berdaya di kamarnya, tak kuasa menahan terpaan angin Bukit Sibayak yang hari itu mencapai suhu 16 derajat.Harapannya semoga Forum Sinergi Aplikasi IS-DC R1 ini membawa manfaat bagi seluruh peserta, menambah kekompakan dan silaturahmi personil IS-DC R1, khususnya dalam memberikan layanan terbaik kepada user internal di Telkom Sumatra.

Peserta dari kantor IS-DC R1 :

- Febri Egasmara
- Gito Sukmono
- Ermono Liman Prabowo
- Tony Widhiyanto
- Yoherman
- Jon Henri Adi Purba
- Carolus B Widiyatmoko
- Mario Bintang

Peserta dari IS Area :

- Darmawan Damanik / IS Area Aceh
- Fuad Nur / IS Area Medan
- Edy Subrata / IS Area Sumut
- Rini Marlini / IS Area Sumbar
- Edy Setiawan / IS Area Ridar
- Muhammad Syahreza Ritonga / IS Area Rikep
- Aidil Fitri / IS Area Sumbagsel
- Hasnul Arif Rangkuti / IS Area Lampung

Jumat, 08 Agustus 2008


Menara PETRONAS adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi.
Menara ini dirancang oleh Cesar Pelli dan selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada 17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini sehingga sekarang klaim promosi menara ini adalah bahwa Menara PETRONAS adalah menara kembar tertinggi di dunia.