Senin, 18 Agustus 2008

BOS :Blue Ocean Strategy


Blue Ocean Strategy : Teknik Positioning Jitu

Dalam Blue Ocean strategy karangan Chang Kim, disebutkan istilah value innovation. Yaitu bagaimana kita menemukan blue ocean (istilah yang artinya keluar dari kancah persaingan berdarah-darah produk-produk (me too atau red ocean) dengan menonjolkan keunikan dan memenuhi kebutuhan spesifik yang belum dilayani secara benar oleh pemain lain yang ada di pasar.
Kalau Anda menjadi pemain pertama yang melayani kebutuhan tersebut, Anda disebut melakukan value innovation. Positioning yang jitu adalah positioning yang ber-value innovation. Unik dan inovatif.

Al Ries, guru positioning dunia, mengatakan bahwa positioning adalah "the battle for your mind", bagaimana kita bisa menguasai satu kata kunci di benak pelanggan. Masalahnya, kalau kata kunci itu sudah ada yang memiliki, apa yang harus kita lakukan? Kita mungkin sebaiknya memilih kata kunci lain yang belum ada pemiliknya.

Jadi, sebenarnya positioning memiliki kajian kompetitif, yaitu mempertimbangkan bagaimana pesaing memposisikan dirinya terlebih dahulu, baru kemudian kita memutuskan bagaimana kita memposisikan diri kita.

Positioning tidak berhenti sampai merumuskan klaim lalu menciptakan tagline dan beriklan. Positioning harus memiliki integritas yang artinya dari kualitas produk, pola pikir, proses internal administrasi, cara pelayanan, dan human resources, harus memahami dan menjiwai apa keunikan kita dan mengapa kita berbeda.

Winners don't do different things
They do things differently

Dalam tulisan lain disebutkan tentang Blue Ocean Strategy ini....

Blue Ocean Strategy (BOS) adalah konsep manajemen strategis yang sangat terkenal pada tahun 2005-2006. Dikemukakan pertama kali oleh Prof W. Chan Kim (pernah datang juga di Indonesia untuk mengadakan seminar dan wawancara oleh Metro TV) melalui riset yang mendalam menemukan bahwa daripada berdarah-darah terlibat dalam persaingan, lebih baik melepaskan diri dari persaingan itu dan membuat kompetisi tidak relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan value innovation. Selama ini yang diajarkan dalam sekolah-sekolah bisnis ternama seperti Harvard kebanyakan adalah cara memenangkan persaingan. Padahal dalam usaha memenangkan persaingan itu sendiri, pengorbanan perusahaan akan cukup banyak. Dengan BOS, perusahaan diharapkan dapat menciptakan demand baru yang berbeda dengan demand yang ada sebelumnya.
Konsep BOS ini sangat luar biasa menginspirasi pelaku bisnis bahkan sampai saat ini. Akan tetapi lebih banyak orang lagi yang salah mengartikan BOS ini. Entah itu salah mengartikan atau mencoba untuk mencari alasan. Biasanya dalam satu perusahaan memiliki portofolio produk yang terdiri dari beberapa varian produk. Dan jika dalam varian produk itu ada yang unik dan kompetitor tidak memilikinya, maka langsung dibilang BOS-nya perusaan itu. Bahkan lebih parah lagi, jika kompetitor juga memilikinya dan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu mementingkan varian produk tersebut, juga dibilang BOS, padahal jika dilihat dari keseluruhan produk yang ada industri, produk tersebut hanya memiliki market share yang tidak lebih dari 10%. Akan tetapi pihak manajemen perusahaan, jika ditanya oleh ownernya berkelit dengan bicara bahwa itulah BOS. Menurut saya hal ini luar biasa.
Jika suatu perusahaan betul-betul menerapkan BOS, impact yang terjadi seharusnya menjadi pioneer dalam produk, dan pada akhirnya berimbas pada kenaikan omset dan laba bersih. Jadi harus dilihat dari kemapanan perusahaan secara keseluruhan. Tidak bisa hanya dinilai dari varian produk tertentu saja. Jika satu produk tersebut ternyata memang sangat laris dan berimbas besar pada laba perusahaan, maka barulah kita dapat bicara bahwa BOS perusahaan itu telah diterapkan. Tapi jika hanya merupakan bagian kecil dari penjualan, ya terserah kepada penilainya. Yang kadang perlu diingat adalah mengapa disebut Ocean, ya diharapkan perusahaan itu mendapatkan hasil keseluruhan yang sangat luas. Akan tetapi jika hasilnya kecil, maka mungkin kita bukan bicara lagi Blue Ocean, tapi bisa jadi malah bicara Blue Bathtub, karena marketnya sangat kecil.
Satu kesalahan mendasar dalam membicarakan konsep BOS ini adalah bukan berarti perusahaan yang pertama kali meluncurkan produk, maka dapat langsung bicara bahwa ini adalah BOS. Contohnya: produk motor skutik yang pertama kali diluncurkan di Indonesia adalah oleh pabrikan Kymco, akan tetapi siapakah yang saat ini mengambil keuntungan yang besar dengan adanya produk skutik ini? Yamaha adalah pihak yang mengambil keuntungan yang sangat besar dari produk skutik ini melalui brand Mio-nya. Keuntungan ini bukan berarti secara finansial semata, akan tetapi juga secara perusahaan. Produk-produk Yamaha yang lain juga ikut terangkat. Market share Honda yang sudah berpuluh tahun tidak pernah ada yang mengganggu, ternyata pada tahun 2007, beberapa bulan dapat disalip oleh Yamaha (saya tidak mendapatkan data apakah market share ini yang dimaksud adalah penjualan ke konsumen akhir ataukah ke dealer).
Produk minuman berenergi yang pertama kali ada di Indonesia adalah Lipovitan yang mengusung kampanye pemasaran ”dari Jepang”, akan tetapi ternyata Kratingdaeng mampu menjadi raja di industri minuman berenergi ini. Berapa persenkah kontribusi Extra Joss dalam market minuman berenergi tetapi menjual dengan bentuk tablet? Apakah hal ini dapat dikatakan BOS?
Pocari Sweat pun bukanlah yang pertama kali mengusung minuman isotonik, beberapa tahun sebelumnya, Gatorade dahululah yang masuk ke Indonesia. Akan tetapi ternyata campaign ”Like Mike” dengan mengusung Michael Jordan ternyata masih belum kuat untuk mengubah persepsi masyarakat Indonesia untuk membeli minuman Isotonik ini.
Kesalahpahaman lain tentang konsep Blue Ocean Strategy ini adalah yang dimaksud BOS adalah produk. Belum tentu. Cara menjual produk juga dapat diklasifikasikan sebagai BOS. Contohnya Amazon.com. beda Amazon dengan toko buku biasa hanyalah tentang cara penjualan dengan menggunakan sistem On-line. Produk yang dijual sama saja dengan toko buku biasa. Akan tetapi impact dari cara penjualan ini terhadap Amazon.com ini sangat luar biasa. Value dari perusaan secara nilai saham saja sudah meningkat tajam.
Jadi jangan salah menterjemahkan lagi yah konsep Blue Ocean Strategy. Jangan-jangan nanti karena market sharenya kecil, malahan dibilang bukan ocean akan tetapi bathtub.

Tidak ada komentar: